Saat ini saya sedang berada di sebuah rumah dari keluarga yang agak jauh, mereka bertempat tinggal di sebuah kota yang bernama Kepanjen, sudah dua hari saya menginap di sini. Rencananya saya akan tinggal beberapa hari lagi di kota ini untuk membantu seorang sepupu menangani usaha yang dia jalankan. Dia menjalankan usaha persewaan Play Station, di mana semua unit yang beroperasi di situ adalah milik saya. Beberapa hari terakhir ini dia dilanda musibah, yang menyebabkan dia tidak dapat mengurusi rental, sehingga saya harus turun tangan demi keberlangsungan usaha tersebut.
Sudah lama, yaitu hampir sekitar dua tahunan saya tidak pernah menunggui rental seperti yang saya lakukan seperti yang sekarang saya lakukan. Selama dua tahun ini… dari pada saya menghabiskan waktu saya di rental, saya lebih banyak meluangkan waktu untuk membaca buku dan bergaul dengan orang lain (saya punya hobi membaca dan bicara panjang lebar). Selama itu saya tidak perlu khawatir dengan rental saya, karena beberapa teman yang saya percaya, membantu menangani rental itu setiap harinya. Tiba-tiba saja beberapa hari terakhir saya harus menunggui rental seorang diri tanpa dibantu oleh orang lain. Timbul perasaan jenuh yang semakin lama semakin menjadi-jadi.
Saya berusaha membaca banyak buku-buku “baik” dan bergaul dengan orang-orang “baik”. Dalam persepsi pribadi, saya terbawa-bawa kepada ide-ide baik yang ditawarkan oleh mereka, dan itu membuat saya merasa jauh lebih baik. Saya berusaha mengejawantahkan ide-ide baik itu dalam kehidupan sehari-hari… dengan membantu kesulitan orang lain, menyayangi sesama, mengasihi hewan (vegetarian), dan menghindari kekerasan. Kegiatan saya membantu sepupu yang tiba-tiba saja ini benar-benar menyentak dan menusuk kesadaran saya. Saya begitu terpukul menyadari bahwa sumber penghasilan saya satu-satunya ini memiliki andil yang sangat besar terhadap penurunan moral anak-anak muda dan anak-anak kecil di banyak tempat (cabang rental saya berada di berbagai tempat).
Saya tidak dapat menenangkan diri saya dengan berdalih bahwa “saya hanya penyedia layanan” seperti halnya “saya hanya penjual pisau”. Saya bisa mengerti jika seorang penjual pisau yang mengatakan “saya hanya menjual pisau kepada pelanggan saya, adapun jika pelanggan saya menyalahgunakan pisau itu untuk membunuh, maka itu urusan pelanggan saya”. Saya tahu benar bagaimana anak-anak kecil menirukan kata-kata kotor, meskipun kata-kata itu dalam bahasa Inggris. Dalam game yang biasa di sebut dengan GTA, adegan kekerasan sangat kental di dalamnya, bahkan diantara berbagai senjata yang ditawarkan… terdapat dildo di situ (bahkan saya mendengar ada seorang anak yang mengetahui sebuah lokasi rumah bordil di dalam game itu). GTA hanya satu dari sekian banyak game yang memuat kekerasan dan tontonan dewasa di dalamnya… parahnya jika kami para pemilik rental tidak menyediakan game seperti ini maka pelanggan akan lari mengakses game yang sama di rental lain.
Tiba-tiba saja saya merasa rendah dan merasa malu dengan keadaan diri saya. Kenyataan bahwa saya adalah pemilik dari sebuah usaha rendah moral… telah melunturkan semua kebanggaan bahwa saya telah banyak mengorbankan waktu dan tenaga untuk apa yang saya anggap sebagai “kebaikan”. Saya berharap Tuhan akan mengampuni saya… adapun jika itu benar-benar terjadi, saya masih tetap merasa malu dengan diri saya sendiri.