Gay Saya memiliki seorang teman yang bagi kebanyakan orang memiliki suatu penyakit mental yang sangat menjijikan, yaitu punya kecenderungan untuk tertarik terhadap sesama jenis. Dia adalah seorang gay, yang tidak malu-malu mengakui bahwa dia adalah seorang gay.
Apakah itu sesuatu yang rendah? Apakah mereka memiliki pribadi yang rendah?
Saya berkesempatan untuk menyaksikan secara langsung teman-teman sesama gay dia, juga saya mengamati teman-teman dia dari friendster-nya. Dari apa yang saya lihat dari cara mereka berpakaian, cara mereka menata rambut, dan cara mereka memoles kulit, maka saya dapat mengenali ciri-ciri luaran seorang gay. Mereka adalah pribadi yang tergila-gila dengan wewangian, kebersihan badan, obat pemutih kulit, obat pelangsing badan, minyak rambut, perut rata, badan tinggi, dan model pakaian yang selalu mengikuti jaman.
Pada suatu ketika saya pernah berkesempatan untuk berbincang secara pribadi tentang kehidupan teman saya yang gay tadi. Semua hal saya coba untuk saya tanyakan kecuali kehidupan seks dia. Lama sekali saya berbincang dengannya dan banyak sekali informasi yang saya dapatkan, hingga akhirnya tibalah pada suatu saat dimana saya menyimpulkan bahwa tidak ada yang menjijikan dengan diri mereka, termasuk kenyataan bahwa mereka menyukai sesama jenis.
Memang sulit sekali, tetapi saya harus meyakinkan diri saya sendiri bahwa sebelum saya menghakimi orang lain… setidaknya saya harus mengerti dulu bagaimana jalan pikiran mereka. Sejauh saya berbincang dengan teman saya yang gay itu, dia mengatakan berulang-ulang bahwa sekalipun dalam hidupnya dia menginginkan menjadi seorang gay. Bahkan sebaliknya, dia pernah beberapa kali berdoa kepada Tuhan untuk memutarbalik kehidupannya agar dia tidak menjadi seorang gay lagi. Dia sendiri tidak pernah mengerti akan dirinya sendiri mengapa dia memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis.
Meskipun dalam ego pribadi saya secara prinsipil saya berpihak kepada hukum alam bahwa setiap pasangan terdiri dari dua jenis yang berbeda, namun saya menyatakan bahwa saya sangat menghormati dengan segala kenyataan yang terjadi pada teman-teman gay. Mereka sama sekali tidak rendah, mereka sama sekali tidak aneh… mereka hanya memiliki selera yang berbeda dengan kebanyakan orang.
Bagi kita yang menganggap diri kita normal, kita tidak boleh secara sepihak memberikan penilaian kita yang menurut kita benar kemudian menganggap mereka adalah pribadi rendahan. Sepanjang mereka menghormati etika, sopan dan tidak melakukan sesuatu bentuk pemaksaan kehendak yang dapat berpotensi merugikan orang lain, maka kita sepatutnya dapat menghargai dan menghormati keberadaan mereka. Mereka boleh menjadi tetangga kita, teman kita, atau bahkan mereka boleh menjadi sahabat kita.