Suatu pengalaman yang unik ketika saya mengikuti sebuah program yang bernama English Camp yang diadakan oleh sebuah lembaga yang dimiliki oleh Wanita berkebangsaan Amerika Serikat yang bernama Pamela Eisenhower. Program itu dilaksanakan di sebuah retret Nasrani di kota Batu. Program itu di dedikasikan untuk membantu orang-orang Indonesia untuk bisa lancar berbahasa Inggris dengan cara mempertemukan mereka dengan para Native English Speaker.
Saya bertemu dengan banyak orang mengesankan yang memberikan contoh berperilaku, bersikap dan berpikir dengan bijaksana. Kebetulan mereka itu adalah orang-orang bule dari luar negeri, namun bukan karena mereka itu bule kemudian mereka bijaksana. Saya hanya merasa akrab dengan beberapa orang bule saja, dan mereka itulah yang secara tidak sengaja memberikan pelajaran berharga kepada saya.
Mr. Andrew, seorang warga negara Australia, beliau adalah seorang yang sangat relijius, orang yang paling tidak egois dan orang yang paling berpikir yang pernah saya temui. Dia menghormati semua orang, tidak memandang rendah kami orang berkulit coklat. Dalam sebuah permainan menyerang, bertahan dan penjara. Dia sempat menunjukan emosi ketidak setujuan ketika seorang pemuda Amerika terlalu mempermainkan tahanan mereka. Mr.Andrew berkata pada pemuda Amerika itu dalam bahasa Inggris “ayolah… John ini permainan mereka, biarkan mereka bahagia (orang-orang Indonesia). Tahan saya dan hukum saya semaumu, tapi biarkan mereka bebas”. Pada sebuah pagi buta dia juga mendahulukan seorang yatim piatu yang kebetulan jalurnya memotong jalur kami.
Dalam banyak kesempatan dia banyak membesarkan hati saya untuk menggapai impian-impian saya. Dan saya tahu dia hanya berpura-pura kagum dengan mengatakan ini “oh Bayu saya sangat terkesan, ceritamu sungguh luar biasa”. Memang saya banyak menceritakan yang oleh saya sendiri saya sebut dengan “perjuangan hidup untuk mengenal diri saya sendiri”.
Dalam sebuah makan siang, seorang kakek yang telah berputar-putar hampir di 150-an negara, yang berprofesi sebagai juru photo menepuk punggung saya dengan agak keras sehingga saya sangat kaget dan hampir saja dia saya tempeleng (berkali-kali saya hampir menempeleng bule-bule disana karena mereka terlalu keras menepuk saya dari belakang, hahaha). Kemudian kakek itu berkata “seseorang mengatakan kepada saya bahwa kamu tertarik dengan ide tentang perjalanan keliling dunia? Jika ya, setelah makan siang ini berakhir, saya mau kamu ke tempat saya, saya punya sebuah buku tulisan saya sendiri tentang perjalanan yuntuk saya hadiahkan kepada kamu”. Saya tahu bahwa orang yang mengatakan kepada kakek itu bahwa saya senang dengan perjalanan adalah Mr.Andrew, karena hanya beliau saja, satu-satunya bule yang saya beritahu bahwa saya senang melakukan perjalanan.
Mr.Andre, adalah seorang warganegara Amerika Serikat beribundakan orang Jerman. Dia menjadi pemandu di sebuah team di mana saya bergabung. Wajahnya seperti orang yang egois, namun orangnya setia kawan dan sangat menghormati orang lain… beliau juga sangat relijius. Pada suatu ketika saya menimpuk kepala mahasiswa orang Indonesia dengan sebuah kertas sekedar untuk guyon. Anak Indonesia itu membalas saya dengan melemparkan kembali kertas itu kemuka saya, hampir mengenai. Saya sangat ingin membalasnya, namun tepat ketika hampir saya melayangkan kertas itu, Mr.Andre merebut kertas itu dan menyembunyikannya. Rupanya dia tidak ingin guyonan itu berkembang menjadi konflik.
Saya belajar dari kenalan orang asing saya terduhulu bahwa kita harus sanggup memberikan aplaus kepada orang yang mengalahkan kita. Pada suatu ketika team kami kalah dari team lain, dan saya berdiri dan bertepuk tangan untuk memberikan penghormatan pada team itu. Saya melihat Mr.Andre berdiri dan memberikan tepuk tangan pada team lawan. Beberapa saat kemudian Mr.Andre berbicara kepada team kami “kita harus memberikan memberikan penghormatan kepada team lawan yang menang, karena kesanggupan kita memberikan penghormatan itu berarti bahwa kita telah cukup dewasa untuk menerima kekalahan… dan Bayu telah memulainya”
Tyler Mayer, adalah pemuda delapan belas tahun berkebangsaan Amerika Serikat yang mengikuti kegiatan itu. Dia bertemperamen ramah, sopan dan bermimik seperti selalu tersenyum. Saya dekat dengan dia karena dia adalah seorang pegulat di SMA nya. Dan sangat kebetulan sekali bahwa dia memiliki hobi yang sama dengan saya yaitu menyukai seni beladiri grappling dan gemar menonton The Ultimate Fighting Competition.
Mr.Maurice, adalah seorang kakek berusia 72 tahun yang telah berkeliling dunia, dan sudah mengunjungi sekitar 150-an negara. Dia adalah seorang pendiam, tidak banyak bercerita tentang dirinya sendiri. Di antara teman-temannya itu dia kelihatan selalu membawa kameranya kemana-mana, namun dia tidak kelihatan terlalu menonjol karena dia selalu rendah diri, seperti tidak bisa apa-apa begitu. Namun saya kaget bahwa Mr.Andrew mengatakan bahwa telah banyak negara yang telah Mr.Maurice kunjungi. Bahkan saya lebih kaget lagi ketika saya membaca dari buku yang dia tulis bahwa Mr.Maurice telah mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya. Saya diberinya sebuah buku yang berjudul The Funny Bible yang dibubuhi tanda tangan beliau serta sebuah kalimat yang berbunyi “To Bayu, may you find the way”.
Beautifull people.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar