Minggu, 16 Agustus 2009

Manusia mesin

Manusia cenderung mengikuti apa yang menjadi kebiasaan yang mereka warisi dari orang-orang sebelum mereka daripada berpikir untuk melakukan segala sesuatu yang harus mereka lakukan secara proporsional. Orang-orang Amerika cenderung memboroskan perkakas jauh lebih banyak daripada yang mereka butuhkan, sementara beberapa orang Indonesia (dikampung saya) sangat keterlaluan iritnya dalam menggunakan perkakas… sehingga tampak sekali rumahnya melompong.

Orang-orang India sangat khas dalam mengangguk-anggukan kepalanya. Jika orang Indonesia menganggukan kepalanya kedepan sebagai tanda persetujuan, maka orang India cenderung ditambah agak sedikit miring kesamping.

Beberapa orang yang saya kenal sangat keterlaluan dalam menjaga kebersihan dengan mengkonsumsi sedemikian banyak jenis produk pembersih badan maupun lingkungan… sampai-sampai saya khawatir dengan kesehatannya karena kemungkinan efek samping negatif dari produk pembersih yang mereka pakai. Sabun, deterjen, cologne, pelembab, lotion, parfum, obat anti parasit, obat anti larva, insektisida dll. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk sekadar membersihkan badan dan lingkungan, setiap hari. Di lain pihak ada beberapa orang yang saya kenal yang saking joroknya, saya menjaga jarak ketika dia sedang berbicara.

Orang-orang di Malang (tidak tahu di tempat lain) memiliki kebiasaan konyol yang cenderung mendekati bunuh diri. Ketika mengendarai kendaraan untuk keluar dari gang, memasuki jalan yang lebih besar, mereka cenderung nyelonong begitu saja, tanpa menoleh ke kanan atau ke kiri. Pernah suatu ketika saya melihat orang terlindas karena bertindak sembrono seperti itu.

Saya punya seorang teman yang semua anggota keluarganya membuang sampah apapun ke kali di depan rumahnya.

Saya kenal dengan banyak orang yang memiliki ciri khas konyol bagi saya yaitu : penggemar Dangdut yang tidak bisa menikmati Pop, penggemar Campur Sari yang tidak bisa menikmati Classic, penggemar Jazz yang tidak bisa menikmati Dig-dug Disco, penggemar Arabic Music yang tidak bisa menikmati Banyuwangian dll.

Fighter-fighter Indonesia kebanyakan… tetap memelihara tradisi seni beladiri memukul, padahal telah sangat terbukti di seluruh dunia… dan mereka mengetahui bahwa untuk memenangkan perkelahian sungguhan fighter harus memiting, mengunci dan membanting… daripada menjotos.

Yah yang namanya otak manusia… mungkin seperti komputer… sangat tergantung dengan software yang di dalamnya. Seberapapun canggih komputer itu dan seberapapun kerasnya user ingin memanfaatkannya untuk tujuan tertentu, jika software sudah tidak mendukung… ya sia-sia usahanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar