Sedemikian banyak kebencian di sekitar kita yang dikarenakan oleh perbedaan tradisi, gaya hidup dan pola berpikir. Pribadi-pribadi dari berbagai macam kelompok yang ada di Indonesia, yang biasa disebut dengan suku, saling merendahkan dan saling bersalah paham. Mungkin di permukaan mereka kelihatan tenang-tenang saja, akan tetapi di dalam pikiran mereka masing-masing… mereka percaya dengan anggapan dari kelompok mereka sendiri yang menyatakan suku A seperti ini, sementara suku B seperti itu. Saya tidak ngawur, saya sudah cukup mendengar bahwa banyak orang bertutur negatif tentang suku lain.
Di Malang, di tempat saya, ada beberapa kelompok suku yang berlainan. Arab, Madura, Cina, Jawa Kulonan (orang Jawa bertutur bahasa halus), Jawa Wetanan (orang Jawa bertutur bahasa kasar)… dan beberapa suku yang lain, mereka saling menjunjung tinggi adat dan kebiasaan mereka masing-masing. Terdapat suatu racun yang amat sangat kuat yang seringkali membuat mereka tidak dapat saling bersahabat, dan racun itu bernama sinisme dan keturunannya.
Mengapa masing-masing saling sinis dengan orang lain yang tidak sama dengan mereka? karena mereka menilai positif dan negatif orang lain dari yang berbeda adat/ kebiasaan… dengan tolok ukur yang datangnya dari adat/ kebiasaan mereka sendiri. Sinisme melahirkan prejudice, melahirkan lagi kesalahpahaman, dan akhirnya melahirkan perasaan tidak mau bergaul atau tidak mau berurusan dengan orang lain yang dibenci tersebut.
Ini tidak boleh terjadi, kita harus berteman dengan siapa saja. Janganlah mudah untuk menilai orang lain secara serampangan. Jika kita terpaksa harus memutuskan menilai orang lain, berusahalah menilai secara objektif sesuai dengan pengalaman pribadi selama kita bergaul dengan orang yang akan kita nilai tersebut.
Semoga damai bersama kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar