Apakah beladiri adalah suatu hal yang selalu berhubungan dengan tindakan pembelaan diri dengan menggunakan metode-metode kekerasan? Apakah seseorang akan menjadi berubah perwatakannya ketika dia mempelajari beladiri?
Well I say that martial art is not always used to confront another people, beladiri tidak selalu untuk memusuhi orang lain. Saya lebih suka bahwa beladiri lebih berguna untuk “memerangi” diri sendiri, karena pada kenyataannya beladiri tidak selalu berguna dalam sebuah konflik dengan orang lain… celurit selalu lebih berguna dari pada teknik beladiri manapun.
Beberapa orang, termasuk saya, adalah tipe seseorang yang tidak berdaya dalam mengontrol diri pribadi, kehendak pribadi. Ada semacam kebiasaan berpikir dan perilaku yang tetap dan terus menerus dilakukan meskipun kami tidak memiliki kebanggaan secuilpun atas itu semua. Sekuat apapun kami ingin berubah dan ingin memiliki prospek kedepan yang positif, namun kenyataannya usaha itu hanyalah sebuah perkembangan maju mundur, yang tidak membawa kami kemanapun.
Untuk menjadi seorang pebeladiri sungguhan yang handal (bukan siswa beladiri kuno yang “bullshit”) maka seseorang dituntut untuk mengikuti pola hidup disiplin tertentu. Untuk menang dalam suatu perkelahian, seorang pebeladiri harus memperhatikan berat badan, stamina, kekuatan otot… dan hal ini selalu berhubungan dengan porsi latihan fisik dan porsi makan… belum lagi teknik-teknik yang harus selalu diperbarui. Semuanya itu membutuhkan kedisiplinan yang sangat ketat.
Sudah satu bulan ini saya berlatih beladiri secara intensif, tidak hanya teknik, namun fisik juga saya perhatikan betul-betul. Agar saya bisa berkonsentrasi pada latihan saya ini, maka saya menolak bertemu dengan orang-orang dekat saya, kecuali jika keadaan benar-benar darurat. Selama satu bulan latihan itu saya hanya makan satu kali, dan saya mengisi hari-hari itu dengan meditasi dan kefokusan pada diri pribadi. Memang harus saya akui ada hari-hari di mana saya kalah dengan bagian dari jiwa saya yang pemalas, yang menginginkan sesuatu yang biasa-biasa saja. Jiwa saya yang pemalas itu kemudian meronta dan memberontak dengan sedemikian kuatnya sehingga kemauan untuk mengikuti kedisiplinan itu menjadi tidak berdaya.
Latihan keras selama satu bulan ini adalah sesuatu yang sangat berat bagi saya yang sebelumnya tidak pernah melakukan latihan apapun semacam ini. Hari-hari saya dipenuhi dengan kesepian dan keheningan. Duduk diam dan merenung serta berpikir adalah kegiatan sehari-hari saya. Intinya adalah kontemplasi dan mawas diri, artinya saya melupakan tentang semua keinginan saya untuk sementara untuk memberikan kesempatan kepada saya untuk mengenal diri saya beserta karakternya. Ini adalah penting sekali untuk dilakukan karena saya harus memikirkan strategi yang pas untuk mengalahkan diri saya.
Mengapa saya harus mengalahkan diri saya sendiri? karena saya sudah bosan selalu diperbudak oleh diri saya sendiri beserta dengan kemauan-kemauannya. Saya pikir bahwa saya harus bertanggung jawab kepada diri saya pribadi, dan sebagai manusia yang bermartabat maka saya merasa bahwa adalah suatu kebanggaan untuk membawa identitas diri saya dengan penuh hormat. Maka saya harus bisa memimpin diri saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar