Kamis, 09 April 2009

Hadiah Yang Ditarik Kembali

Saya pernah menyesali lutut kiri saya yang cacat akibat kecelakaan kerja pada Bulan Februari tahun 2008. Saya adalah seorang pebela diri. Saya ingin menjelaskan makna beladiri bagi saya pribadi yang sesungguhnya… jadi… beladiri tidak hanya sekedar metode atau teknik pembelaan diri bagi saya, namun lebih dari itu, beladiri adalah hidup saya, roh dari kehidupan saya. Tanpa beladiri, saya tidak mungkin menjadi pribadi Bayu Sandi seperti yang sekarang ini. Ketika kecelakaan kerja merenggut kesehatan lutut kiri saya, maka kecelakaan itu telah merenggut beladiri dari kehidupan saya.

Sebenarnya kecelakaan itu bukan murni kecelakaan kerja, hanya sedikit yang mengetahui ini, hanya beberapa dari teman-teman Sido Bangun saya. Setelah satu tahun lebih berlalu, saya pikir tidak ada gunanya saya menyembunyikan ini dan berpura-pura bahwa ini bukan suatu kesalahan saya.

Adalah kebiasaan bagi saya untuk terjun sambil melakukan akrobat dari suatu ketinggian yang jarang sekali orang lain berani melakukannya. Sebelumnya saya selalu berhasil melakukannya hingga pada suatu pagi berat badan saya mencelakai saya. Saya terjun dari ketinggian sekitar tiga meter setengah, untuk melakukan Koproll di atas lantai beton. Benar kata orang bahwa segala sesuatu memiliki batasan yang apabila dilanggar akan menimbulkan malapetaka. Lutut saya tidak dapat menyangga beban tumbukan atas berat badan 86 kg yang ditumpukan kepadanya. Beberapa saat setelah saya sadar dari shock, saya melihat lutut kiri saya tampak bengkok mengerikan…

Sakitnya luar biasa, itu adalah rasa sakit yang paling sakit yang pernah saya rasakan dalam 25 tahun kehidupan saya waktu itu. Namun rasa sakit itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa sedih di hati saya, mengingat saya tidak dapat menjalani kehidupan saya sebagai pebeladiri yang normal lagi. Klinik terapi ataupun terapi tradisional tidak mampu menyembuhkan lutut saya… kini Capoeira adalah sesuatu yang mustahil bagi saya. Cideranya lutut kiri saya adalah merupakan hadiah yang ditarik kembali bagi saya.

Kadang-kadang… atau bahkan seringkali saya berpikir bahwa saya tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar di masa lalu sehingga diri saya di masa sekarang tidak dapat menjadi bangga. Saya menyesal sekali, dan berulang-ulang menyalahkan diri saya sendiri. Pertanyaan yang paling sering menghantui diri saya adalah “mengapa dulu saya tidak mampu melakukannya?” atau “jika orang lain bisa, mengapa hanya saya yang tidak bisa?”

Beberapa saat yang lalu saya berhenti terlalu menyalahkan diri saya. Dan saya pikir, apabila saya tidak melakukan kesalahan-kesalahan tersebut, maka tidak mungkin saya memiliki kehidupan seperti yang sekarang saya jalani. Apakah saya bangga dengan kehidupan yang saya jalani sekarang? Tidak juga, namun saya juga tidak terlalu menyesal dengan perjalanan hidup ini, karena rangkaian peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan saya ini telah menghadiahi saya dengan pelajaran-pelajaran penting yang membuat saya bertambah dewasa. Dan itu adalah segalanya bagi saya.

Pelajaran penting bagi saya “sulit sekali menghormati diri sendiri, tetapi ketika seseorang bisa melakukannya, maka hal itu bisa saja sangat menghibur”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar