Seorang perempuan menyapaku di Facebook, dia bertanya apakah aku teman dia sewaktu kami bersekolah bersama di SMP Negeri 02 Singosari. Saya sangat pangling melihat wajahnya, karena saya yakin saya tidak punya teman perempuan bule atau mirip bule di SMP saya dulu. Dia mengaku bernama Lydia Dewi, dan tentu saja saya langsung berpikir keras siapakah si Lydia ini.
Saya mencoba mencari tahu tentang si Lydia ini dari photo-photonya yang telah dia upload. Semakin banyak saya melihat foto dia, maka saya semakin yakin bahwa si Lydia ini adalah memang seorang teman SMP yang dulu saya pernah main kerumahnya untuk bermain Sega. Waktu itu saya masih ingat bahwa dia memiliki sebuah stik wireless yang mekanisme-nya pakai infrared.
Oh Tuhan, si Lydia tidak sengaja telah membawa saya ke masa lampau dengan mesin waktu yang bernama facebook. Hingga saya menulis ini saya masih bertanya-tanya bagaimana dia dapat melacak saya, dan bagaimana pula dia bisa tahu bahwa saya dulu bekerja di Sido Bangun? Padahal dia pergi ke Jakarta setelah dia lulus dari SMU. Di malam saya mengetik ini, saya mengalami kesulitan tidur, pikiran saya melayang-layang menuju dunia masa lalu ketika saya masih bersekolah di SMP dulu.
Saya tersadar bahwa sudah cukup lama saya telah lulus dari SMP, dan kini saya menyadari bahwa saya telah menjadi dewasa. Sebenarnya ini cukup tidak mengenakan saya, bahwa saya harus hidup menjadi orang dewasa, memikul segala macam beban serta tanggung jawab sebagai orang dewasa. Saya telah cukup bergembira dengan menjadi anak-anak, meskipun saya sadar betul bahwa masa anak-anak saya tidak bahagia. Namun sebagai anak-anak saya bebas bermimpi dan berkhayal semau-mau saya. Sebagai orang dewasa pun saya mampu bermimpi dan berkhayal, namun saya tidak memiliki banyak waktu untuk itu, saya harus bekerja dan berkarya karena saya ingin tetap hidup.
Memang saya adalah seorang pemimpi, dan sampai kapanpun saya akan tetap menjadi seorang pemimpi. Jiwa saya ada di sana, di dalam dunia mimpi. Saya tidak dapat hidup tanpa bermimpi dan berkhayal tentang dunia bahagia. Badan saya boleh mati, tapi jiwa saya akan tetap hidup di dalam mimpi-mimpi itu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar