Kamis, 30 April 2009

Iwo Jima

Saya sekarang benar-benar takut pada pagi hari sebelum jam sembilan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan saya takut pada pagi hari antara lain:

• Saya kesulitan untuk bangun jam setengah lima pagi (biasanya saya bangun jam sekian untuk berolahraga sepeda). Mata serasa terkena lem, sulit di buat melek, kepala berat minta ampun, perbedaan suhu yang ekstrim antara di dalam selimut dengan suhu diluar selimut. Saya tetap saja mengalami kesulitan bangun tidur meskipun saya sudah tidur selama delapan jam.
• Sarapan seringkali siap setelah jam sembilan.
• Sebelum jam 9 pagi, lagu-lagu Osing belum diputar di Progama Papat RRI Malang.
• Air untuk mandi luar biasa dingin.
• Jika saya bangun kesiangan (jam tujuh misalnya) maka saya akan gagal bersepeda karena saya takut kulit saya hitam terbakar sinar matahari. Beberapa teman saya yang berkulit putih meremehkan perasaan kecewa karena kulit menghitam akibat terbakar matahari. Andai saja kulit mereka bisa menghitam… maka baru tahu rasa mereka.
• Biasanya saya tidak memiliki pekerjaan untuk dilakukan, sehingga saya hanya mondar-mandir untuk mencari pekerjaan.

Sekarang saya benar-benar takut pada malam hari setelah jam sembilan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan saya takut pada malam hari antara lain:

• Suasana kampung masih ramai hingga jam sepuluh malam, sehingga menyebabkan saya sulit tidur.
• Saya jarang bisa sukses tertidur apabila sampai jam sepuluh malam saya gagal tidur. Pikiran saya selalu terpaku pada Ludruk Kartolo CS yang selalu diputar di radio jam sebelas malam. Jadi jika saya gagal tertidur sebelum jam sepuluh, maka saya hanya akan tertidur setelah jam dua belas malam, setelah Ludruk Kartolo berakhir.
• Kadang-kadang teman yang bertandang kerumah, jarang mau pulang sebelum jam sepuluh malam atau kadang-kadang lebih.
• Kadang-kadang saya mengalami kesulitan tidur karena lapar. Saya tidak ingin melanggar peraturan untuk makan terakhir sebelum jam tujuh malam (kecuali saya diajak pergi ke pesta, hehehe….)

Untuk berhasil dalam segala hal maka diperlukan suatu kedisiplinan yang luar biasa kuat, yang mana kedisiplinan itu hanya dapat berumur panjang jika didorong oleh suatu keinginan yang kuat. Bagi seorang yang tidak memiliki proyeksi kehidupan yang terlalu jelas, maka saya tidak terlalu memiliki keinginan yang menggebu dan kuat, semuanya hanya bayangan samar-samar. Oleh karena itu bagi saya kedisiplinan direbut hanya dengan melalui perjuangan yang teramat sangat berat… seberat Billy, Clint, Clark, Sam dkk merebut Iwo Jima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar