Senin, 23 Maret 2009

Cinta

Kadang jika orang ditanya tentang hal apakah yang paling penting dalam hidupnya, maka beberapa orang akan menjawab bahwa uang adalah bagian yang terpenting dalam hidupnya. Sebagian akan mengatakan bahwa keluarga adalah yang terpenting diantara semuanya. Dan yang sebagian lagi akan mengatakan bahwa tidak ada yang terpenting dalam hidupnya yang sekarang, semua yang terpenting akan datang pada kehidupan setelah mati.

Suatu saat saya bertemu dengan seseorang yang mengatakan bahwa yang terpenting dalam hidup ini adalah cinta. Ketika saya mengatakan kepadanya “mengapa?”, maka dia menjawab dengan panjang lebar sehingga membuat saya pusing tujuh keliling. Memang saya mendengar semuanya yang dia katakan, namun saya tidak dapat mengingatnya dengan benar… sayang sekali saya tidak dapat mengingat apapun dengan benar.

Katanya cinta yang sesungguhnya dapat membuat hidup orang berubah selamanya. Ketika sepasang kekasih saling terikat dalam suatu ikatan cinta, maka dia akan melihat cintanya itu di mana-mana. Hati seorang pecinta akan selalu berbunga-bunga, seburuk apapun cuacanya… maka dia akan melihat akan pelangi di langit yang cerah.

Ya ya… saya sudah mendengar kisah asmara yang menyenangkan hingga berpuluh-puluh kali dalam kehidupan saya, dan saya muak dengan itu. Selama ini saya tidak pernah mempercayai bahwa cinta adalah sesuatu yang nyata… jadi apa yang saya percayai adalah bahwa cinta adalah bagian dari sekian banyak emosi manusia yang secara kualitas sifatnya selalu naik turun dipengaruhi oleh rasa bosan.

Saya sudah melihat entah berapa puluh kali cinta yang meluntur dan mengalami apa yang disebut dengan “mutant” sehingga cinta yang tadinya tulus berubah menjadi benci. Dulu saya kenal dengan banyak pemuda yang kata mereka sendiri bahwa mereka saling mencintai diantara mereka, namun akhir-akhir ini saya mendengar mereka bercerai. Ketika saya datangi teman muda yang baru saja bercerai itu, mereka mengumpat dengan serius mantan kekasih mereka itu. Beberapa diantara mereka itu ada yang segera kelihatan bergandengan tangan dengan perempuan lain… sedemikian cepat mereka melupakan cinta? Jadi saya pikir-pikir… tidak ada yang namanya “cinta suci”. Tidak ada yang namanya “pohon pisang berbuah hanya sekali” dalam kisah asmara, itu bohong.

Namun sepertinya saya tidak terlalu yakin lagi bahwa saya sepenuhnya benar. Apa yang saya lihat akhir-akhir ini adalah suatu pelajaran baru bagi saya untuk memahami mekanisme cinta. (saya tidak sedang membicarakan diri saya sendiri, tetapi orang lain… karena saya masih belum menemukan cinta saya dalam kehidupan saya). Pelajaran pertama adalah bahwa cinta akan teruji dengan sendirinya oleh waktu, jika cinta tidak pernah lekang oleh waktu maka cinta itu adalah cinta yang abadi.

Dan pelajaran kedua adalah bahwa cinta itu tidak berbalas… seorang pecinta akan memberikan apapun yang dia miliki demi orang yang dia cintai itu. Rasa cintanya tidak pernah kering, dia akan bekerja keras untuk tetap membuat cintanya itu membara. Dan untuk cintanya itu mereka sepakat tidak ada lagi peraaturan, tidak ada lagi paradigma… yang ada hanyalah cinta yang tulus.

Kini saya benar-benar tidak dapat meyakini apapun… namun sepertinya saya mulai percaya dengan ide bahwa cinta adalah sebuah pemberian Tuhan yang luar biasa, namun Dia tidak memberikannya kepada semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar