Ketika seseorang sedang memakai perhiasan berkilauan maka dia akan dibilang pamer. Ketika seseorang sedang keluar dengan mobil bagus, maka dia akan dibilang pamer. Ketika sesorang sedang memakai arloji bagus, maka dia akan dibilang pamer. Ketika seseorang memampang foto mereka di ruang tamu atau di desktop-nya, maka dia akan dibilang pamer. Ketika seseorang sedang kelihatan sedang membawa laptop, maka dia akan kelihatan pamer. Ketika seseorang sedang unjuk kebolehan memperagakan tendangan putar Karate, maka dia dibilang pamer. Ketika seseorang memakai atribut Tae kwon Do, Karate, atau Aikido, di jaket, maka dia akan dibilang pamer.
Ketika orang kampung sedang berbicara tentang Segitiga Bermuda maka dia akan dibilang pamer. Ketika seorang buruh membaca buku pengetahuan, maka dia akan dibilang pamer. Ketika seorang tukang becak mengakses internet, maka dia akan dibilang pamer. Ketika seseroang berusaha mengekspresikan bahwa dirinya bisa, maka dia akan dibilang pamer.
Ketika seseorang berusaha menunjukan hasil pemikirannya di blog, maka….
Tapi,
Ketika seseorang memakai atribut, Manchester United, atau Arema, maka mereka dibilang tidak pamer. Ketika seseorang sedang mengadakan acara mahal untuk merayakan tahun baru Imlek, atau Idul Adha, atau Natal, maka dia tidak akan dibilang pamer
Ketika seorang sedang memakai songkok atau peci haji, maka dia tidak dibilang pamer. Ketika seseorang sedang memakai Anteng, maka dia tidak akan dibilang pamer. Ketika seseorang memakai baju pendeta, maka dia tidak akan dibilang pamer. Ketika seorang sedang membawa Rosario atau Tasbih, maka dia tidak akan dibilang pamer. Ketika seseorang sedang kelihatan mondar-mandir membawa atribut-atribut agama maka dia tidak akan dibilang pamer, mereka tidak akan dianggap berlebihan . Padahal semua orang tahu bahwa atribut agama yang mereka pakai itu sama sekali tidak nyaman jika dibandingkan dengan perkakas moderen.
Ketika seseorang berusaha menunjukan hasil pemikirannya di blog, maka….
Ahh... Bullshit…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar