Jumat, 20 Februari 2009

Capoeira De Singosari




















Capoeira, sejarahnya simpang siur, di mana dan kapan beladiri ini ditemukan. Sebagian orang mengatakan bahwa beladiri ini diciptakan di Angola – Afrika, namun hasil penelitian mengatakan tidak dapat ditemukan kebudayaan dan tradisi yang mirip-mirip dengan Capoeira. Beberapa orang beranggapan bahwa Capoeira diciptakan oleh budak-budak keturunan Afrika di Brazil, untuk melepaskan diri dari cengkraman penjajahan orang kulit putih. Ciri khas Capoeira adalah sebagian besar serangannya menggunakan kaki, karena para budak berlatih Capoeira dalam keadaan tangan dibelenggu, sehingga mereka tidak dapat banyak mengandalkan tangan mereka. Suatu saat terjadi pemberontakan besar oleh para budak terhadap orang kulit putih, dan katanya teknik Capoeira berperan besar di dalamnya. Para budak berhasil membebaskan diri, dan sebagian besar bersembunyi di pedalaman, di pinggiran sungai Parana, berbaur dengan orang-orang Indian setempat.

Saya melihat beladiri ini untuk pertamakalinya di TV, di dalam film berjudul “Only The Strong”. Waktu itu saya masih duduk di bangku SMP, jadi setelah melihatnya saya langsung terkesima. Namun waktu itu saya tidak melakukan apa-apa, saya tidak tergerak untuk berlatih Capoeira. Baru pada sekitar tahun 1999 seorang teman menunjukan karakter Edi Gordo di permainan Tekken, Play Station. Dia adalah salah satu petarung dari Brazil yang memiliki gaya bertarung Capoeira. Sekali lagi setelah sekian tahun saya terkesima dengan Capoeira, namun kali ini saya melakukan sesuatu.

Pertama saya surfing di Internet, waktu itu tarifnya Rp.10.000 per jam, jadi saya harus menabung dulu untuk itu. Saya mencoba mencari tahu adakah organisasi Capoeira di Malang, hasilnya nihil, bahkan sejauh saya surfing itu saya tidak menemukan adanya Capoeira di Indonesia. Namun saya tidak putus asa, maka sayapun berkirim surat kepada kedutaan besar Brazil untuk mendapatkan segala informasi apa saja tentang Capoeira. Meskipun agak lama, namun orang kedutaan menanggapi surat saya dengan mengirimkan beberapa brosur tentang Capoeira, serta satu buah buku berjudul “Brazil In Brief”. Senangnya bukan main saya menerima hadiah itu. Saya juga berkirim surat kepada kedutaan besar Amerika serikat di Jakarta, barangkali mereka punya informasi tentang Capoeira, sekedar iseng. Eh tidak tahunya mereka juga menanggapi dengan berkirim surat, dengan satu lembar lampiran copy alamat web Capoeira di Amerika.

Saya juga membeli sebuah VCD Only The Strong dengan harga sekitar Rp.25.000. Karena tidak memungkinkan saya belajar langsung pada institusi Capoeira resmi, maka saya terpaksa belajar sendiri secara otodidak. Saya pergi ke sawah melakukan Ginga (baca jingga) berlama-lama di sana, belajar salto, coprol dan lain-lain. Saya merekam lagu Capoeira dari Only The Strong seperti “Paranave”, “Zoom-‘Zoom-Zoom”, dan “O’lele, O’lala” kedalam bentuk kaset pita sehingga dapat di dengarkan oleh teman-teman sekelas lewat tape compo. Alhasil beberapa dari mereka terpikat dan ingin berlatih Capoeira otodidak bersama saya.

Saya menyaksikan sebuah VCD tentang teknik-teknik Shotokan Karate-do yang didapatkan oleh teman saya dari organisasi mereka di Jakarta, untuk menyempurnakan teknik Karate para Karateka. Saya juga ingin mendapatkan VCD yang sama dari organisasi Capoeira. Maka saya berkirim surat ke San Francisco, ke sebuah alamat yang saya dapatkan dari kedutaan besar Amerika di Jakarta beberapa waktu sebelumnya. Saya memohon kepada mereka untuk mengirimi saya sebuah VCD yang berisi teknik-teknik tendangan Capoeira. Tetapi malang nasib saya karena saya tidak mendapatkan surat balasan apapun, mungkin saja surat saya tidak mencapai San Francisco. Pyuh..

Saya terus menerus latihan Capoeira dengan bersemangat hingga saya bergabung dengan Institusi resmi Aikido di Dojo Gading Kasrim – Malang. Hingga saat itu otak saya dipenuhi dengan Capoeira dan mengisi waktu saya di luar waktu belajar dengan Capoeira. Sepulang dari sekolah, saya sering sekali berlatih Capoeira otodidak dengan teman-teman. Tambah lama-tambah asyik, dengan Capoeira tubuh saya menjadi sehat dan kuat.

Pada tahun 2000 hingga tahun 2008, saya menghanyutkan diri pada latihan beladiri di Institusi beladiri sungguhan. Latihan-latihan itu membuat saya menjadi fanatik pada jenis beladiri Grappling atau gulat, dan memang bakat saya terletak pada Grappling. Namun walaupun begitu saya masih tetap senang dengan Capoeira. Memang porsi latihan Capoeira otodidak berkurang drastis dengan adanya prestasi di institusi beladiri Grappling Jiu-jitsu, namun walaupun begitu saya masih senang beladiri Capoeira dan sesekali berlatih tendangan Capoeira.

Pada awal tahun 2008, Capoeira masuk Singosari, yang dibawa oleh seorang guru Sekolah Menengah Islam. Saya segera bergabung dengan mereka. Senang sekali rasanya karena setelah sekian lama menunggu, akhirnya saya bergabung dengan institusi resmi Capoeira, serta berkenalan dengan banyak teman Capoeira. Namun keceriaan itu tidak berlangsung lama, pada bulan Maret saya mengalami kecelakaan di tempat kerja, sehingga saya menderita cidera lutut yang sangat parah. Dapat dilihat di foto negatif beberapa serpihan tulang persendian lutut kiri. Saya tidak dapat lagi berlatih Capoeira, lutut saya tidak dapat menahan beban yang berat atau tumbukan-tumbukan. Hingga saya menulis ini kaki saya masih sering kumat, mengalami ngilu jika terkena cuaca dingin. Sungguh ironis.

Kelebihan Capoeira : Indah, sangat berseni, menyehatkan, dan memiliki teknik tendangan berat yang mematikan.
Kekurangan Capoeira : dari segi teknik pembelaan diri, banyak tenaga yang harus dikeluarkan untuk membuat satu tendangan utuh.

4 komentar:

  1. ni siapa yach....pernah ikut capoeira di malang juga yach..apa nama gruponya....

    BalasHapus
  2. pernah ikut capoeira di singosari? dimana? aku pengen banget ikut..
    bales ke email ku aja ya stephan_notstupid@yahoo.com
    please.. thanks..

    BalasHapus
  3. singosari d mana ya? tolong info nya donk saya tertarik

    BalasHapus
  4. Yang sabar ya. terkadang kita harus kehilangan sesuatu yg kita sukai.

    BalasHapus