Kalau anak kecil Singosari masa kini sudah lumrah jajan Kwetiaw, maka saya dulu sudah bisa sangat senang dengan jajanan Orog-orog, Bledhus, Rangin, Gethuk Lindri, Jenang Sapar, Angsle, Uthuk-uthuk, Gethas, Gethuk Sate, Tiwul, Lupis, Kerupuk Upil, Es Tontong, Es Gandhul, Arbanat, Gathot, Puthu – Klephon. Jika ingin membeli Bak-Pao dan Hok Lo Pan (Terang Bulan/Martabak Manis), maka saya harus merengek-rengek, menangis sejadi-jadinya di depan ayah saya agar beliau mau membelikan saya jajanan mahal itu, sepulang dari kantor. Tapi itu bukan berarti tanpa resiko, kalau saya menangis di saat yang tidak terlalu tepat, misalnya ketika ayah saya sedang pusing, salah-salah saya malah kena Cethol, Ceples, Kuthek, Kethak, Jiwit, Kephles, Khampleng, Slenthik, dan hukuman fisik lain yang istilahnya sulit saya temukan dalam bahasa Indonesia
Sekarang sudah ada Hok Lo Pan dan Bak-Pao di Singosari, harganya-pun tidak terlalu mahal. Tidak hanya itu, sekarang anak petani pualing pelosok… pualing ujung Singosari…. mereka pasti sudah pernah makan Hamburger, Pempek Palembang, Rhonde, Sate Madura, Mie Ayam, Batagor Bandung, Roti Bakar Bandung, Tela-tela, Es Krim Kemasan. Jika dulu saya hanya mampu membeli buah Kedondong atau Juwet, maka anak sekarang bisa membeli Jeruk manis impor dari China.
Tidak apa-apa, tidak apa-apa, mari jajan rame-rame, coba segala jenis jajanan yang ada, biar hati senang, oke saudara? Tapi harus di kontrol, jangan banyak-banyak, karena banyak yang tidak sehat, mengandung pewarna.
Selamat menikmati.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar